Tampilkan postingan dengan label Article. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Article. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Agustus 2011

“EKONOMI ISLAM”


Oleh:
Mustafa Edwin Nasution
Budi Setyanto
Nurul Huda
Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi robbany dan insany. Disebut ekonomi rabbany karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiyyah. Lalu ekonomi Islam dikatakan memiliki dasar sebagai ekonomi Insani karena system ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia. (Qordlowi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam). Hal. 12.
Pengertian ekonomi Islam menurut beberapa tokoh yaitu: (hal. 16-17)
  1. M. Akram Kan
Islamic economics aims the study of the human falah (well-being) achieved by organizing the resources of the earth on the basic of cooperation and participation. Secara lepas dapat diartikan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi.
  1. Muhammad Abdul Mannan
Islamic economics is a social science which studies the economics problems of a people imbueded with  the values of Islam. Jadi, menurut Mannan ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
  1. M. Umar Chapra
Islamic economics was defined as that branch of knowledge which helps realize human well-being through an allocation and distribution of scarce resources that is an conformity with Islamic teaching without unduly curbing Individual freedom or creating continued macroeconomic and ecological imbalances. Menurut Chapra, ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.
  1. M. Najjatullah Siddiqy
Islamic economics is the muslim thinker’s response to the economic challenges of their time. In this endeavour they were aided by the qur’an and the Sunnah as well as by reason and experience. Yaitu: respon pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada mas tertentu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh al-Qur’an dan Sunnah, akal dan pengalaman.

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN


Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA
(UIN Jakarta Pers, Jaksel, 2005)
Al-Qur’an sebagaiman dikemukakan Abd. Wahhab Khallaf adalah firman Allah SWT yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada hati Rasulullah SAW, Muhammad ibn Abdillah dengan mempergunakan bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi hujjah (dalil) bagi Muhammad SAW sebagai Rasul, undang-undang bagi kehidupan manusia, serta hidayah bagi orang yang berpedoman kepadanya, menjadi sarana pendekatan diri kepada Allah dengan cara membacanya. Ia tersusun diantara dua mushaf yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas, yang disampaikan kepada kita secara mutawattir baik dari segi tulisan maupun ucapannya, dari satu generasi ke generasi lain, terpelihara dari berbagai perubahan dan pergantian sejalan dengan firman Allah: Sesungguhnya Kami yang menurunkan ad-Dzikr (al-Qur’an) dan Kami pula yang memeliharanya.
Menurut H.M. Quraish Shihab, bahwa kata iqra’ terambil dari kata qara’a yang berarti menghimpun. Dari kata iqra’ yang berarti menghimpun ini lahir aneka makna seperti menyampaikan, menela’ah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Selain itu, kata iqra’ juga berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak.
Salih Abdullah Salih dalam bukunya yang berjudul “Islamic Education: Qur’anic Outlook”, menyimpulkan bahwa al-Qur’an adalah Kitab Pendidikan, dengan alasan:

“Muslim Tionghoa Cheng Ho”


Prof. Kong Yuanzhi
(Ed. 3, Pustaka Populer Obor, Jakarta 2007)
Cheng Ho, seperti yang dituturkan secara langsung oleh keturunan Cheng Ho ke-19, yaitu Tzeng Zhe Zhiang pada tanggal 19 September 1993 di Ninjing, Tiongkok, adalah seorang yang dilahirkan di desa He Dai kabupaten Kunyang Provinsi Yunnan, dari marga Ma, suku Hui yang mayoritas beragama Islam. Ayahnya seorang muslim yang telah menunaikan ibadah haji, begitupun dengan kakek dan buyutnya semuanya telah berhaji, dan seluruh keluarga Cheng Ho beragama Islam. Dengan demikian, keislaman Cheng Ho tidak diragukan lagi. Sampai saat sekarang pun keluarga besar marga Ma atau Cheng merupakan penganut agama Islam yang taat.
Ayah Cheng Ho bernama Ma Haji (1344-1382). Ma Haji adalah seorang pelaut, mempunyai enam anak, dua laki-laki dan empat perempuan, sedangkan Cheng Ho adalah anak ketiga. Cheng Ho berwajah lebar dengan hidung mancung, alis mata tegak, bermata jeli, bergigi putih bagaikan mutiara, dan bersuara lantang serta langkahnya gagah mirip harimau.
Dalam setiap pelayarannya, Cheng Ho pun telah melakukan manajemen strategi Nabi Muhammad SAW, yaitu manajemen Tao Zhugong, manajemen Confusiousme, dan manajemen Lautze yang luar biasa sempurnanya, yang telah diterapkannya 600 tahun yang lalu. Setiap pelayaran memakan waktu sekitar 2 tahun, dengan memimpin sekitar 208 kapal dalam 7 kali pelayaran. Dengan menerapkan manajemen tersebut, Cheng Ho dapat mengatur dengan apik system kerja dari awak kapalnya sesuai dengan tugas masing-masing. System kerja awak kapalnya terbagi dalam beberapa bagian, yaitu bagian komando, bagian teknik, bagian navigasi, bagian kemiliteran, bagian sipil, bagian kesehatan, bagian kebersihan, bagian logistic, bagian konsumsi dan sebagainya. Bagian konsumsi merupakan bagian yang sangat penting, karena bagian ini mengatur makanan yang bergizi untuk awak kapal selama sekitar 2 tahun. (Kata Pengantar Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma, hal. xiv). Hal tersebut menunjukan bagaimana Cheng Ho telah mengimplementasikan job description sesuai dengan kompetensi para awak kapalnya, sekaligus telah menata manajemen staff function dengan baik.
Adapun tujuan sebenarnya Cheng Ho melakukan pelayaran, selain bersilaturahmi juga ingin menyebarkan/memperkenalkan agama Islam kepada penduduk setempat., bahwa Islam merupakan agama yang rasional dan Universal. Dalam memperkenalkan agama Islam kepada penduduk setempat, Cheng Ho tidak pernah memaksakan kehendaknya. Cheng Ho sangat menghargai agama lain yang dianut penduduk setempat.

Rabu, 04 Mei 2011

Islamic Finance at James Bond's Country

The financial crisis affected many countries in the world especially the adherents of the capitalist State. It was in the spotlight important economic experts worrying the country's economy. Conventional Banks once considered important in the role of the banking industry is now increasingly faded. While Islamic banks are still standing strong after the storm blows of the crisis. Islamic banks have increased slowly.
Similarly, the existence in England. Countries with systems of this kingdom in general life of the service sector, especially financial services. Such as banking, insurance and so forth. The development of Islam was also a significant economic impact on the establishment of sharia in there. Is IBB (Islamic Bank of Britian). The first commercial bank in the UK who berdir since 2004. One study noted that Britain has the largest Islamic bank in the other State. Britain was ranked eighth in the world in Islamic banking assets. Asep UK Islamic banking has reached 18 billion U.S. dollars (12 Billion Pounds) in excess of assets of Islamic banking in Muslim countries like Pakistan, Bangladesh, Turkey and Egypt. CEO of UK Trade & Investment, Sir Andrew Chan, said that while Islamic economics does not originate from England, but Islamic finance has found its place in the UK.
 The development of Islam in Britain noted that financial systems can not be separated from the support his government. Support Among them is the flexibility of the tax credit for homes and ease trade sukuk Britons who move a lot of housing loans from conventional banks to Islamic banks with a justifiable reason meeka transpaansi and stability are interested in Islamic banking. For the age of Islamic banking in the UK who are still young, all the achievements it represents something that is extraordinary.